Jumat, 10 November 2017

Kitab Sifat Dua Puluh - Hal 03

 Dan dari kitab Khutbah, habib Tohir bin Husein :

فَعْلَمُ اَيُّهَاالْاِخْوَانُ اَنَّ الْاَصْلَ وَالْاَسَاسَ هُوَمَعْرِفَةُالْمَعْبُودِ قَبْلَ الْعِبَادَةِ وَذٰلِكَ حَقِيْقَةُ مَعْنَى الشَّهَادَةِ

Artinya : Ketahui oleh kamu bahwa asal agama yaitu mengetahui tuhan yang disembah sebelum membuat ibadah pada-Nya dan adalah pengetahuan itu hakikat makna kalimat syahadat.
Dan jika telah diketahui kewajiban ma’rifat Allah ta’ala atas tiap-tiap mukalaf maka diketahui olehmu.

Bahwa artinya ma’rifat yaitu i’tikad yang jazam lagi mauifaqah pada hak dengan dalil dan artinya jazam yaitu i’tikad yang putus yang tiada disyaknya lagi maka bukan sangka-sangka adanya dan terbagi jazam itu empat bagian sebagaimana dibawah ini, dinukil dari ibarah kitab فيجيجى adanya.

Pertama; Jazam mauifaqah pada hak dengan dalil, maka inilah yang dikata ma’rifat.
Kedua; Jazam mauifaqah pada hak tetapi tiada dengan dalil, maka inilah yang dikata taklid sohih.
Ketiga; Jazam tiada mauifaqah pada hak dengan dalil, maka inilah yang dikata hal murakab.
Keempat; Jazam tiada mauifaqoh pada hak dan tiada dengan dalil, maka inilah yang dikata taqlid batil.

Adapun artinya dalil yaitu barang yang menunjuk atas kebenaran suatu barang. Adapun dalil wujudnya Allah ta’ala dengan segala sifatnya adalah itu memadai dengan dalil ijmala yaitu keadaan bumi langit dan barang yang ada didalam keduanya. Firman Allah ta’ala :

اِنَّ فِى خَلْقِ السَّمٰوَاتِ وَالْاَرضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِلَاٰيَاتٍ لِاُولِى الْاَلْبَاب

Artinya : Bahwasanya didalam kejadian segala langit dan bumi dan bersilihnya malam dan siang sesungguhnya sekalian itu menjadi pertunjukkan atas keadaan Allah ta’ala yang menjadikan sekalian yang demikian itu bagi orang yang ada mempunyai akal fikiran adanya.

Sebagaimana lagi dinukil dari ibarah sijim dengan maknanya, adapun ma’rifat Allah ta’ala dan ma’rifat Rasul terhenti atas pengetahuan tiga perkara yang tersimpan didalam hukum akli yaitu wajib, mustahil, jaiz. Maka dari itu wajib diketahuinya akan tiga perkara ini didahulukan atas sebutan dua puluh sifat dan tambah lagi disini sebutan hukum syar’i dan hukum aadii karena boleh dapat kebedaan satu sama lain adanya.

Hukum Akli
Yakni hukum akal yang sempurna yaitu cahaya yang tertera dihati mu’min. Dengan cahaya itu dapat diketahui akan segala ilmu duruuriya, yaitu yang tiada berhajat pada dalil dan ilmu nazuri yaitu berhajat pada dalil dan artinya hukum akal menetapkan suatu barang bagi suatu barang itu menafikannya padanya dengan tiada terhenti berulang-ulang seperti hukum aadii dan tiada terhenti atas tertera oleh yang menarik seperti hukum syar’i. Bermula tersimpan hukum akli didalam tiga perkara dibawah ini :
Wajib; yaitu barang yang tiada dapat pada akal tiadanya.
Mustahil; Yaitu barang yang tak dapat pada akal adanya.
Jaiz; Yakni harus, yaitu barang yang  syah pada akal adanya dan tiadanya.


Lanjut ke halaman 04

Seperti yang tersebut dalam Kitab Sifat Dua Puluh - Cover - Hal 01; Dalam belajar kitab ini, dimohon kepada pembaca sekalian agar postingan ini untuk membantu dalam belajar saja, bukan untuk dipelajari sendiri. Dalam belajar kitab ini harus ada guru yang mengajarkan dan mendampingi, agar apa yang ada didalamnya dapat dipelajari dengan kesalahan yang minimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar